Berbicara tentang usaha memperbanyak air susu ibu harus diketahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan air susu ibu (ASI). Faktor-faktor tersebut ialah :
Rangsangan otot-otot buah dada
Untuk produksi air susu ibu, memerlukan rangsangan pada otot-otot buah dada agar kelenjar buah dada bekerja lebih efektif. Otot-otot buah dada terdiri dari otot-otot polos, dengan adanya rangsangan otot-otot akan berkontraksi lebih baik, dan kontraksi ini dibutuhkan dalam lactasi.
Untuk memperbanyak air susu ibu dengan sendirinya dapat diusahakan dengan memberi rangsangan lebih banyak pada otot-otot buah dada, misalnya dengan massage atau mengurut buah dada, atau menyiram dengan air hangat dan dingin berganti-ganti, cara-caranya akan dikemukakan dalam perwatan buah dada.
Keteraturan anak menghisap
Pengisapan anak mempunyai peranan penting dalam produksi air susu ibu, karena memiliki pengaruh dalam pengeluaran hormon pituirin.
Isapan anak akan merangsang otot polos yang terdapat dalam buah dada. Untuk berkontraksi yang kemudian merangsang susunan syaraf di sekitarnya dan meneruskan rangsangan ini ke otak. Otak akan memerintahkan kelenjar hypophyse bagian belakang untuk mengeluarkan pituirin lebih banyak, akan mempengaruhi kuatnya kontraksi otot-otot polos buah dada dan uterus. Kontraksi otot-otot polos pada buah dada berguna untuk pembentukan air susu ibu, sedangkan kontraksi otot-otot polos pada uterus berguna untuk mempercepat involusi.
Jadi karena faktor isapan anak memegang peranan dalam pembentukan air susu ibu, maka salah satu usaha untuk memperbanyak air susu ibu adalah dengan menyusui anak secara teratur, ada yang menasihatkan agar menyusui lebih sering, asal teratur, sehingga rangsangan terjadi lebih banyak.
keadaan ibu
Untuk dapat menghasilkan air susu ibu yang cukup, keadaan ibu harus sehat, sehat jasmani dan rohani. Kesehatan ibu memegang peranan dalam produksi air susu. Ini jelas karena pembentukan bahan-bahanyang diambilnya dari ihu. Bila ibu tidak dapat mensuply bahan karena tubuh tidak sehat, input makanannya kurang, atau kekurangan darah untuk membawa bahan-bahan yang akan diolah oleh sel-sel acini di buah dada, maka bahan-bahan tidak sampai kepada sel-sel acaini tersebut.
Dengan demikian sel-sel acini tidak memiliki bahan mentah yang akan diolah menjadi air susu ibu. Dengan demikian tentu sajasel-sel acini tidak meiliki bahan mentah yang akan diolah menjadi air susu ibu. Dengan demikian tentu saja produksi air susu ibu akan menurun.
Makanan Ibu
Ibu dapat memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan sel-sel acini bila ia mendapatkan input yang cukup untuk kebutuhannya sendiri dan kebutuhan pembuatan air susu iu. Dengan demikian makanan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan air susu ibu, karena air susu ibu dibuat dari zat-zat makanan yang diambuil dari darah ibu yang sudah disiapkan sejak terjadinya kehamilan. Oleh karena itu ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup kuqantitas dan kualitannya, yang mencukupi untuk kebutuhannya sendiri, pertumbuhan janin, dan persiapan lactasi.
Setelah bersalin ibu masih membutuhkan makanan yang sama karena utuk memulihkan kesehatannya dan lactasi, bahkan semakin bertambah neonatus kebutuhan air susu ibu semakin banyak. Dengan demikian makanan ekstra yang kuantitas dan kualiltasnya memadai kebutuhan sangat menentukan apakah kebutuhan bayi akan air susu ibu dapat dipenuhi atau tidak. Secara naluriah ibu-ibu yang menyusui selalu merasa haus lebih-lebih setelah anak menetek dan merasa mudah lapar. Hal ini merupakan naluri untuk memenuhi produksi air susu ibu.
Istirahat Ibu
Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada otot-otot dan syaraf setelah mengalami ketegangan dalam melaksanakan kegiatan. Otot-otot ini perlu diberi istirahat, agar di dalam istirahat timbul kesegaran kembali. Oleh karena itu setelah istirahat terasa segar. Dalam kesegaran kita dapat melakukan kegiatan kembali.
Demikian juga pada ibu-ibu menyusui, yang membutuhkan istirahat lebih banyak di luar maupun di dalam tubuhnya, yaitu memproduksi air susu ibu. Dalam istirahat sel-sel maupun jaringan-jaringan akan mendapatkan kesegaran kembali, dan dapat bekerja lebih giat, himngga demikian produksi ASI dapat dipertahankan atau ditingkatkan.
Secara naluriah pula biasanya ibu-ibu setelah melahirkan dan menyusui anaknya mudah lelah dan mengantuk. Kecuali dibutuhkan penyegaran untuk mengembalikan kesehatannya setelah persalinan, juga dibutuhkan penyegaran untuk pembentukan air susu ibu. Tidak jarang ibu menyusui sambil tiduran, akhirnya mereka tertidur bersama anaknya yang telah puas menetek. Jadi dalam usaha memperbanyak ASI faktor istirahat harus mendapat perhatian.
0 comments:
Posting Komentar