Makanan penutup pun tersedia.
Jika Anda tertarik dengan masakan Bali, maka kunjungilah dua restoran Bumbu Bali di Jalan Pratama, Tanjung Benoa. Cabang pertama didirikan oleh pria keturunan Swiss, Heinz von Holzen pada 1997. Ia turut berperan dalam menghidupkan kembali minat para turis akan hidangan khas Bali. Kami menikmati makanan di Bumbu 2 (Bumbu 1 hanya berjarak 500 meter, yang sayangnya penuh).
Bumbu Bali adalah restoran terbuka yang terdiri dari banyak balai-balai. Lampunya temaram dan hangat. Dinding restoran ini penuh dengan foto-foto bahan masakan Bali. Kami mulai dengan kerupuk dan sambal serta berbagai bumbu kering yang menarik minat anak-anak, seperti cengkeh, merica putih dan hitam, pala, pekak/bunga lawang, dan seterusnya. Menu yang mereka tawarkan tidak banyak tapi menarik.
Pertama adalah sate ayam tanpa bumbu (Rp 77.500++) untuk anak-anak. Hidangan ini disajikan di atas panggangan kecil dan porsinya cukup besar, termasuk nasi putih. Kami memilih menu makanan laut dengan bumbu kunyit (Rp 110 ribu++) dan kari bebek (Rp 120 ribu++). Penyajiannya indah, di atas tampah dengan salad sayuran dan nasi putih serta merah. Rasanya sangat berbumbu dan kompleks. Ada banyak sensasi di lidah, pedasnya cabai tetap terasa tapi tidak mendominasi. Kami terlalu kenyang untuk menikmati makanan penutup. Datanglah pada hari-hari pertama kunjungan Anda di Tanjung Benoa, ada kemungkinan Anda akan datang lagi ke sini. Dan sangat mungkin Anda ingin belajar juga bagaimana cara memasaknya.
Satu ikan untuk satu orang.
Untuk menikmati makanan laut segar, di ujung Jalan Pratama, dekat pelabuhan, ada Cafe Surya. Restoran ini sangat bersih dan memiliki banyak hidangan serupa buat turis. Kami merasa orang lokal mendapat menu yang berbeda. Kami memesan garupa kecil bakar dengan bumbu bawang putih dan cumi goreng tepung, yang terlalu banyak tepungnya dan sedikit alot. Kami harus memesan semacam menu set yang diawali dengan kentang goreng sebagai pembuka--agak sedikit aneh--dan sayuran dengan tumis bawang putih, nasi, dan hidangan utama. Menu tersebut, dilengkapi dengan minuman ringan dan air dihargai Rp 250 ribu. Sayangnya, kami sampai harus meminta sambal!
Dengan harga kurang lebih sama, Anda bisa mendapat lebih banyak di Jimbaran, meski rasa masakannya tak terlalu istimewa. Setidaknya ini adalah tempat yang bagus untuk melihat lalu-lalang kapal di Benoa, dan ini bisa menghibur anak-anak. Meski begitu, pantai di sini cukup kotor.
Restoran berikutnya yang saya coba disarankan oleh Susan Stein dari Jari Menari -- di cabang tempat itu di Nusa Dua, Anda bisa membawa anak-anak untuk menikmati pijatan tradisional.
Saat Anda ingat sudah makan dua potong gyoza sebelum mengambil foto.
Dari luar, Kazunoya mungkin tidak akan mengundang Anda masuk, tapi interior di dalamnya menyenangkan dan sangat khas Jepang. Anda bisa duduk di meja biasa atau meja rendah, terdapat beberapa pemisah untuk menciptakan privasi. Ada tempat masak teppanyaki di depan, tapi saya datang sore hari dan restoran sepi. Rasanya saya mengganggu persiapan para staf menyambut tamu di malam hari, tapi mereka tetap menerima dengan ramah.
Menu-menu yang ada di sini cukup banyak, ada sashimi, sushi dan berbagai set yang bisa Anda pilih. Saya memesan set ramen: tiga gyoza yang terbungkus indah, syou ramen ukuran besar dan dua potong onigiri, satu berisi potongan kecil acar, satunya lagu potongan kecil salmon. Porsi yang sangat mengenyangkan. Dan masih ada satu sendok es krim cokelat sebagai bagian dari set ini (Rp 89 ribu++). Sangat direkomendasikan jika Anda mencari makanan Jepang.
Tags : nusa dua ,nusa dua beach hotel ,nusa dua hotels ,nusa dua surf ,nusa dua villa ,nusa dua map ,nusa dua golf ,nusa dua retreat ,nusa dua westin ,nusa dua indonesia
0 comments:
Posting Komentar