Ada sekitar 600 spesies tanaman karnivora. Berikut ini beberapa contoh genus yang dikategorikan tanaman karnivora:
Sarracenia - Sarraceniaceae
Gambar 7:
Sarracenia x 'Dana's Delight'
Tanaman berkantung ini berasal dari Amerika Utara.
Sarracenia memiliki rimpang dengan akar serabut, daun berbentuk corong yang selanjutnya disebut kantung. Pada bagian atas daun terdapat bentuk tambahan semacam penutup. Kantung biasanya membentuk roset sekitar titik tumbuh pada rimpang. Bagian dalam kantung dibagi menjadi 4 zona berdasarkan fungsi dan struktur permukaannya (Lihat gambar 4). Zona pertama pada bagian permukaan penutup yang mengandung kelenjar nektar dan rambut yang mengarah ke bawah disebut zona penarik. Zona kedua, tepat di bawah zona pertama, mengandung banyak kelenjar nektar dan permukaannya halus. Zona ketiga mengandung banyak kelenjar pencerna dan permukaannya licin berlilin. Zona keempat merupakan area pencerna dan penyerap, mengandung banyak rambut yang mengarah ke bawah. Fungsi rambut yang mengarah ke bawah adalah untuk mencegah mangsa lolos dari cairan maut.
Heliamphora - Sarraceniaceae
Gambar 8:
Heliamphora pulchelli
Heliamphora berasal dari Amerika Selatan. Sama seperti
Sarracenia,
Heliamphora mempunyai rimpang. Kantung terbentuk dari gulungan daun seperti kerucut atau lonceng. Bagian atas terdapat tudung kecil seperti sendok dengan bagian yang cekung menghadap ke bawah. Di tudung ini terdapat banyak kelenjar nektar. Area di bawah tudung dan sekitar bibir kantung juga terdapat banyak kelenjar nektar, bercampur dengan rambut yang mengarah ke bawah. Tanaman ini tidak membentuk enzim pencernaan. Mekanisme pencernaan mutlak mengandalkan bantuan bakteri pengurai.
Darlingtonia - Sarraceniaceae
Gambar 9:
Darlingtonia californica
Genus ini hanya terdiri dari satu spesies,
Darlingtonia californica. Tanaman karnivora yang disebut juga
cobra lily ini berasal dari area pegunungan Amerika Utara. Daun tumbuh dari rimpang ke atas membentuk kantung dengan ujung berkubah dengan dua sirip. Sirip ini diduga berperan sebagai tempat landasan mangsa sebelum masuk ke dalam mulut kantung yang mengarah ke bawah. Di sisi dalam mulut kantung ini banyak terdapat kelenjar nektar. Bagian kubah hampir transparan. Setelah mangsa masuk kubah ini dapat menipunya hingga mangsa menabrak dinding dalam kubah dan tercebur ke dalam cairan. Sisi dalam kantung
Darlingtonia sama dengan kantung
Sarracenia, banyak terdapat rambut yang mengarah ke bawah untuk mencegah mangsa memanjat naik. Ukuran daun atau kantung dapat mencapai lebih dari 90 cm. Pada tanaman dewasa, rimpang dapat membentuk stolon.
Nepenthes (tropical pitcher plants) - Nepenthaceae
Gambar 10 (searah jarum jam):
Nepenthes bicalcarata,
N. aristolochioides,
N. northiana,
N. jacquelineae.
Sekitar 60% dari semua spesies
Nepenthes yang ada ditemukan di daerah Indonesia, mulai dari Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Tanaman yang dikenal sebagai kantung semar ini memiliki daun yang ujungnya termodifikasi menjadi kantung perangkap. Kantung tanaman yang berumah dua ini memiliki dua bagian, yaitu area licin di bagian atas dan area digesti di bagian bawah. Bibir (peristom) dan bagian bawah tutup kantung mengandung kelenjar nektar untuk menarik mangsa, kecuali pada
N. ampullaria (Suska, 2006). Bentuk kantung beragam, mulai dari tempayan, bulat telur, silinder, hingga bentuk corong atau seperti kloset duduk. Dalam satu individu juga bisa ditemui ada 3 bentuk kantung, yaitu kantung bawah, kantung pertengahan, dan kantung atas.
Dionaea (venus flytraps) - Droseraceae
Gambar 11:
Dionaea muscipula.
Mungkin bisa dikatakan dari antara tanaman karnivora,
Dionaea muscipula alias
venus flytraps adalah yang paling populer. Banyak gambaran kartun dan komik menggambarkan keganasan tanaman yang menyerupai tanaman ini. Tanaman yang endemik di daerah Carolina Utara dan Selatan ini memiliki daun yang termodifikasi menjadi penjebak serupa jepit dengan beberapa rambut sensor gerak di dalamnya. Serangga yang terjebak akan dijepit dengan erat dan mulai dicerna dengan enzim yang dikeluarkannya.
Aldrovanda (waterwheel plant) - Droseraceae
Gambar 12:
Aldrovanda vesiculosa.
Hanya ada satu spesies dalam genus ini, yaitu
Aldrovanda vesiculosa. Tanaman air tanpa akar yang mengambang di air ini memiliki mekanisme penjebak yang sama dengan
Dionaea muscipula dengan ukuran yang lebih kecil dan berfungsi di dalam air.
Drosophyllum - Droseraceae
Gambar 13:
Drosophyllum lusitanicum.
Satu-satunya spesies dalam genus ini adalah
Drosophyllum lusitanicum. Tanaman ini tumbuh di area yang relatif kering dan berbatu di Spanyol, Portugal dan Maroko. D. lusitanicum dapat mencapai tinggi 1.4 meter dengan sistem akar serabut. Daun tipis panjang hingga mencapai 25 cm. Tiap daun dipenuhi dua macam kelenjar: kelenjar tentakel penghasil musilago perekat untuk menjebak mangsa dan kelenjar sesil penghasil enzim pencerna sekaligus penyerap hasil cerna. Tidak seperti pada
Drosera, kelenjar tentakel tidak bergerak saat menangkap mangsa.
Drosera (sundew) - Droseraceae
Gambar 14:
Drosera capensis.
Genus ini memiliki lebih dari 100 spesies dengan ukuran (mulai dari beberapa mm hingga 1 meter) dan bentuk daun yang beragam (mulai dari memanjang sampai membulat). Pada daun terdapat kelenjar berbentuk bulat dengan tangkai panjang yang disebut tentakel. Jika ada serangga yang tertangkap tentakel di sekitar mangsa akan bergerak mendekat. Beberapa spesies bahkan menggulung atau menekuk daunnya untuk memperbesar area kontak dengan mangsa.
Drosera mampu menghasilkan enzim pencerna.
Byblis (rainbow plants) - Byblidaceae
Gambar 15:
Byblis liniflora.
Sebelumnya genus ini diklasifikasikan dalam familia Lentibulariaceae dan Droseraceae, namun akhirnya diklasifikasikan dalam familia tersendiri, Byblidaceae. Tanaman ini mirip dengan
Drosophyllum tapi memiliki rimpang. Seluruh bagian tanaman ditutup oleh dua macam kelenjar, yaitu kelenjar tentakel perekat dan kelenjar penyerap. Byblis diketahui tidak memiliki kelenjar digesti. (Hartmeyer, 1997) Dalam memproses mangsa yang telah ditangkapnya,
Byblis bekerja sama atau bersimbiosis dengan serangga
Setocornis sp. Serangga ini mampu bergerak di antara musilago perangkap
Byblis tanpa terjebak di dalamnya (Hartmeyer, 1998). Sama seperti
Drosophyllum, kelenjar tentakel perekat tidak bergerak saat menangkap mangsa.
Cephalotus - Cephalotaceae
Gambar 16:
Cephalotus follicularis.
Hanya ada satu spesies dalam genus ini, yaitu
Cephalotus follicularis. Tanaman ini berasal dari daerah berawa di barat daya Australia. Daun membentuk roset pada rimpang. Kantung berbentuk seperti mug dengan tutup yang penuh rambut pada permukaannya. Daun dan kantung terhubung oleh tendril yang menempel pada punggung kantung. Ukuran kantung dapat mencapai tinggi 8 cm dan diameter 3 cm. Pada kantung terdapat 3 sayap berbulu yang menunjang kekakuan kantung. Satu sayap berada di depan, sedangkan dua lainnya di kanan-kirinya melintang dari depan-atas ke belakang-bawah. Bibir kantung bergerigi. Di sisi dalam di bawah bibir terdapat area yang mengandung kelenjar nektar. Pada sisi dalam dasar kantung, di antara sayap depan dan sayap samping terdapat kelenjar digesti yang menghasilkan enzim pencerna mangsa.
0 comments:
Posting Komentar