Pertahanan Inter Hadapi Krisis Percaya Diri - Pertahanan Inter Milan akan menjadi pusat perhatian ketika mereka memainkan pertandingan kompetitif pertama mereka di San Siro, Rabu, pada Liga Champions melawan debutan asal Turki Trabzonspor.
Dua pertandingan kompetitif Inter sejauh ini berakhir dengan kekalahan, pertama dari saingan berat mereka AC Milan dalam Piala Super Italia di Beijing sekitar sebulan lebih yang lalu, dan pada Minggu di Sisilia melawan Palermo.
Tetapi itu cara mereka untuk membalikkan kekalahan 4-3 dari Palermo yang paling mengkhawatirkan bagi pelatih Gian Piero Gasperini pada musim pertamanya sebagai pelatih.
Gasperini sudah melakukan banyak kontroversi dengan publikasi mengenai perubahan menjadi tiga bek dari empat bek yang kontroversial.
Pelatih berusia 53 tahun itu selalu memilih tiga bek dan menikmati sejumlah keberhasilan dengan sistem itu ketika melatih Genoa.
Namun sesuatu yang jarang dalam sepak bola modern itu telah berubah menjadi pembicaraan di Italia.
Bahkan sebelum kekalahan di Sicilia Gasperini terpaksa menjawab pertanyaan mengenai apakah ia akan mengubah atau tidak sistem tersebut jika tidak berhasil.
Bahkan presiden klub Massimo Moratti juga ditanya mengenai apakah pelatihnya akan mengubah sistem tersebut.
Setelah satu pertandingan Gasperini sudah berada dalam tekanan untuk mengubah idenya, tetapi ia bersikukuh akan mempertahankan itu.
Menyusul kekalahan dari Palermo ia mengatakan, itu lebih karena kurang konsentrasi daripada menyalahkan sistemnya.
"Pada akhirnya permainan kami di tangan kami sendiri dan kami mungkin bisa menang namun segalanya berlawanan dengan kami dan kami kalah," katanya.
"Kami harus sering memikirkan ini, kami mengakui serangan balik dari tendangan pojok kami (kurang) konsentrasi.
"Kami mengakui terlalu banyak peluang dari serangan balik. Hal itu tidak bisa diterima dan harus kami tingkatkan.
"Ini bukan soal satu sistem pertahanan atau yang lain, ini karena tidak-perhatian dan juga kelelahan."
"Pasti, ada hal-hal yang perlu diatasi tetapi kami semua siap melakukannya," kata pemaij veteran asal Argentina itu.
"Kami punya pelatih dengan ide baru, segalanya berubah dan kami perlu membangun apa yang dimintanya.
"Saya bisa lihat, pada setiap keinginan untuk membuat hal yang benar, saya tidak tahu berapa banyak waktu yang diperlukan tetapi mencoba segalanya yang bisa untuk membuat pemikiran pelatih berhasil.
"Gasperini mempunyai pemikiran yang berbeda mengenai sepak bola, setiap pelatih mempunyai pemikirannya sendiri dan itulah yang seharusnya."
Apapun, lawan pada Rabu adalah lawan ideal bagi tim yang menderita krisis percaya diri.
Trabzonspor belum pernah bermain dalam Liga Champions di bawah format yang sekarang dan faktanya berada dalam babak grup karena mendapat "wild card".
Juara Turki Fenerbahce dilarang mengikuti kompetisi tersebut karena mereka sedang dalam penyelidikan di negara mereka atas skandal pengaturan pertandingan.
Di bawah tekanan UEFA, Federasi Turki memutuskan mencoret Fenerbahce dari otomatis lolos ke babak grup dan menggantinya dengan Trabzonspor, yang sebenarnya sudah kalah dari Benfica pada putaran ketiga kualifikasi.
Trabzonspor di atas kertas menjadi tim terlemah dalam Grup B dan juga tidak berpengalaman untuk diandalkan.
Musim lalu, juara Turki Bursaspor juga lolos ke Liga Champions
namun mereka tersingkir dari babak grup setelah lima kekalahan dan satu seri, setelah hanya mencetak dua gol dan kemasukan 16.
Sudah jelas pekerjaan Trabzonspor tampaknya akan sulit.
0 comments:
Posting Komentar