Selasa, 02 Agustus 2011

News : Tergantung Fosil

News : Tergantung Fosil

Konsumsi energi yang terus naik sekitar 7 persen per tahun di Indonesia belum dibarengi dengan pasokan yang cukup. Selain itu, ketergantungan terhadap energi yang berasal dari fosil seperti minyak dan gas bumi serta batu bara, tetap tinggi.

Hingga pertengahan Maret 2011 saja, konsumsi BBM bersubsidi sudah melampaui kuota yang ditetapkan. Konsumsi premium mencapai 65,02 ribu kiloliter per hari (atau 2,3% di atas kuota). Sementara itu, konsumsi solar 36,55 ribu kiloliter per hari atau 1,95% di atas kuota.

Hal itu masih ditambah lagi dengan kenyataan bahwa Indonesia masih terhitung boros dalam pemakaian energi. Konsumsi energi di Indonesia sebagian besar digunakan untuk kegiatan nonproduktif yang hanya sedikit bernilai ekonomis seperti sektor rumah tangga dan transportasi keluarga. Jika menopang industri manufaktur pun, yang boros dan menghasilkan komoditas murah.

Sebaliknya, negara-negara maju menggunakan energi secara efisien untuk kegiatan produksi yang menghasilkan komoditas mahal. Atau, pertumbuhan ekonomi negara tersebut ditopang industri jasa yang bernilai ekonomi tinggi namun lebih sedikit memerlukan energi.

Di sisi lain, upaya substitusi energi fosil seperti bioetanol, biosolar, bimassa, dan pemanfaatan energi matahari, air, atau pun angin belum ketahuan bentuk dan ujungnya. Upaya diversifikasi dan konservasi energi secara menerus dan konsisten, perlu dilakukan.

Memang tak gampang menjaga konsistensi itu. Biayanya pun tidak murah. Dalam draf Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI), Indonesia membutuhkan investasi lebih dari Rp 130 triliun untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan sampai 15 tahun ke depan.

Perinciannya, dana sebesar itu akan digunakan untuk mengembangkan energi baru dan terbarukan di lima koridor yaitu Sumatera sebesar Rp 25,06 triliun, Jawa Rp 86,3 triliun, Sulawesi Rp 15,77 triliun, Bali-Nusa Tenggara Rp 2,64 triliun, serta Papua-Maluku Rp 4,83 triliun.

Namun, jika langkah serius pengembangan energi baru dan terbarukan tak dimulai sekarang, maka Indonesia akan makin tergantung kepada fosil. Dan, ketahanan energi Indonesia pun kian lemah, lantaran kita telah menjadi importir minyak.

Thonthowi Djauhari memulai pengalaman jurnalistiknya sejak 1996. Ia pernah bertugas di Republika, Tempo, dan kini menjabat deputi redaktur pelaksana harian Jurnal Nasional. Ia mengikuti isu-isu energi dan sumber daya mineral.
News : Tergantung Fosil

0 comments:

Posting Komentar

ALL INFORMATION Copyright © 2011 | Template created by O Pregador | Powered by Blogger